Prinsip dan Produser Titrasi Asam Basa


 

Komentar

  1. Pada video disebutkan bahwa dalam prosedur titrasi asam basa terdapat senyawa pembanding. Yang ingin saya tanyakan ialah bagaimana cara untuk menentukan senyawa pembanding yang harus digunakan dalam reaksi titrasi asam basa dan mengapa pada contoh tersebut senyawa HCl yang ditetesi indikator ekstrak pekat kulit buah naga dibandingkan dengan senyawa CH3COOH yang ditetesi dengan indikator fenolftalein, apa yang menyebabkan senyawa itu yang dipilih sebagai pembanding?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kulit buah naga memiliki kandungan senyawa golongan flavonoid, salah satunya adalah antosianin. Antosianin ini dapat berubah warna seiring berubahnya nilai pH sehingga dapat diaplikasikan sebagai indikator asam-basa.Ekstrak kulit buah naga mempunyai trayek pH pada kisaran pH 7,33-9,33 sehingga dapat diaplikasikan sebagai indikator pada titrasi asam-basa. ekstrak kulit buah naga sebagai indikator pada titrasi asam kuat-basa kuat digunakan (HCl-NaOH) dan pada titrasi asam lemah-basa kuat digunakan (CH3COOH-NaOH). ekstrak kulit buah naga disini dimanfaatkan sebagai alternatif indikator sintetis yang umum digunakan pada titrasi asam-basa.

      Hapus
  2. Pada video dijelaskan prosedur titrasi asam basa, pada prosedur tersebut digunakan 2 indikator titrasi yaitu ekstrak buah naga dan indikator fenolftalein, nah pertanyaan saya adalah mengapa titrasi asam basa tersebut dilakukan sebanyak 3 kali, apakah akan berpengaruh jikalau titrasi tersebut dilakukan sebanyak lebih atau kurang dari 3 kali?

    BalasHapus
    Balasan
    1. titrasi dilakukan sebanyak 3 kali disini bertujuan agar data pertama, kedua dan ketiga dapat dibandingkan. dimana data akhir nantinya adalah rata-rata dari ketiga data tersebut sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.

      Hapus
  3. Dijelaskan bahwa HCl yang terlah ditetesi indikator ekstrak pekat kulit buah naga kemudian dititrasi menggunakan NaOH terstandarisasi. Mengapa larutan NaOH ini perlu distandarisasi, apakah jika tidak dilakukan hal tersebut akan mempengaruhi pada hasil titrasinya serta apakah semua penitrasi perlu distandarisasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penggunaan larutan NaOH misalnya untuk titrasi asam basa perlu dilakukan standarisasi terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan, larutan larutan NaOH merupakan zat yang mudah terkontaminasi, bersifat higroskopis sehingga mudah menarik uap air dari udara dan juga mudah bereaksi dengan CO₂ dalam udara.

      Hapus

Posting Komentar